Kamis, 14 Januari 2016

KORUPSI, MUSUH BANGSA INI. PAHAMI DAN MARI LAWAN BERSAMA!



KORUPSI, MUSUH BANGSA INI. PAHAMI DAN MARI LAWAN BERSAMA!
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Kekayaannya melimpah dari sabang sampai merauke meliputi sumber daya alam, budaya, adat dan gugusan pulau-pulau yang tersebar di nusantara. Tak jarang membuat siapa saja mendambakan untuk memilikinya. Namun, bangsa ini bukanlah bangsa yang individualistik melainkan bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan dan kebersamaan. Sesuai dengan ikatan yang menyatukan bangsa ini yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda namun tetap satu tujuan.
Saat ini, Bangsa Indonesia tengah menghadapi berbagai macam masalah yang rumit dan sudah merajalela bahkan mendarah-daging di setiap sendi-sendi masyarakat. Salah satu momok mengerikan yang terjadi yaitu Korupsi. Sangat miris ketika Korupsi menjadi hal yang sudah biasa didengungkan di negeri ini, popularitas dan eksistensinya sangat baik bahkan menjadi sebuah hal yang lumrah terjadi di negeri Indonesia.
Di umurnya yang telah mencapai ke-70 tahun, seyogyanya bangsa ini sudah harus merasakan kesejahteraan secara merata. Dampak Korupsi menjadi salah satu pemicunya atau alasan mengapa bangsa ini belum bisa merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Sudah seharusnya kita sebagai Bangsa Indonesia lintas Agama, Suku, Ras dan lainnya bersama-sama mencegah bahkan melawan tindak korupsi ini. Ada pribahasa yang mengatakan bahwa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Dari itu melawan korupsi sudah seharusnya kita lakukan secara bersama-sama atau Jam’ah. Adapun yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut:
1.      Memperkuat Dari Sisi Agama Dan Pendidikan Formal Di Indonesia
Semua agama mengajarkan tentang pentingnya sebuah kebaikan dan kebenaran termasuk di dalamnya keadilan dan tanggung jawab. Sejak dini, korupsi harus disosialisasikan terkait dampak, pencegahan ke masyarakat, bahwa hal inilah yang menjadi awal kehancuran bangsa ini. Dengan memasukkan kegiatan sosialisasi tersebut ke ranah kegiatan keagamaan seperti dalam pengajian, dakwah, dan acara keagamaan lainnya. Selanjutnya perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam memasukkan kasus korupsi yang akan dibahas oleh siswa/mahasiswa di pendidikan formal mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
2.      Memperbaiki Demokrasi Dan Administrasi Negara Indonesia
Sudah sepantasnya kursi atau jabatan dipegang oleh orang yang dapat dipercaya menjalankan amanahnya. Hakikatnya mereka yang berprestasi dan mempunyai akhlak yang baik serta rasa kenegerawan yang tinggi yang menjadi pemimpin-peminpin di Indonesia. Bukan mereka yang mempunyai banyak uang dan kekuasaan. Indonesia harus berbenah, masih banyak orang baik di negeri ini yang siap menjadi pencetus perubahan. Hal ini bisa dilakukan dengan menempatkan orang-orang dengan kriteria di atas sebagai kepala daerah baik ditingkat Desa/RW,RT, Kelurahan/Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi atau mendukung pemimpin yang Independen.
Kemudian dalam pelayanan masyarakat tidak dipungut biaya dan itu ditanggung oleh pemerintah serta adanya transparansi penggunaan dana masyarakat. Sehingga hal tersebut diharapkan adanya integrasi dan saling percaya yang dibangun antara pemerintah dan masyarakat dengan harapan dapat menghindari dan terhindar dari praktik suap-menyuap, korupsi dan nepotisme.
3.      Optimalisasi Peran Generasi Muda Penerus Bangsa
Di era globalisasi saat ini, modernitas dan teknologi maju begitu pesat dan mempunyai dampak baik dan buruk. Hal ini bisa kita gunakan dengan sebaik-baiknya dengan mengajak para pemuda-pemudi bangsa Indonesia untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Karena merekalah generasi penerus bangsa yang harus kita siapkan dan dibekali dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Adapun kegiatannya adalah membentuk Komunitas Anti-Korupsi lintas Generasi Muda Peduli Negeri. Salah satunya dengan mengedukasi masyarakat khususnya Generasi Muda dengan kegiatan meliputi sosialisasi terkait kasus korupsi, dampaknya ke masyarakat bahkan Negara, cara menghindari dan menjadi Duta Anti-Korupsi di daerah masing-masing.
Selanjutnya sosialisasi ke ranah umum seperti tempat wisata, fasilitas umum dll ditindak lanjuti melalui di Media Sosial, Pengabdian masyarakat atau Lomba Kreatifitas (Tulis-Menulis, Kantin/Desa Kejujuran dll) serta memberikan penghargaan bagi mereka yang tulus dan berjuang membantu Negeri ini. 

4.      Meningkatkan Peran Sosial di Masyarakat
Sejatinya masyarakat adalah mereka yang mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi di lingkungan sosialnya.  Saat ini peran dan fungsi sosial di masyarakat mulai pudar seiring berkembangnya zaman. Hal inilah yang harus kita bangun kembali dan meningkatkan hal tersebut. Dengan mengadakan kegiatan kebersamaan di lingkungan masing-masing seperti gotong-royong, arisan, pengajian dan musyawarah serta kegiatan sosial terkait korupsi. Apabila kegiatan-kegiatan sosial dimasyarakat baik, maka rasa nasionalisme akan terwujud dan mereka yang melakukan tindakan abnormal seperti korupsi secara otomatis akan mendapatkan sanksi sosial, sehingga hal ini dapat mencegah dan menjadi bahan pertimbangan untuk tidak melakukan korupsi tersebut.
5.      Dukungan Dan Sinergi Lembaga/Instansi Pemerintah Secara Penuh
Tentunya masyarakat sangat berharap agar instansi pemerintah berperan penting dalam mencegah dan menindak Korupsi. Mencegah dengan cara meningkatkan dan pemerataan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat indonesia baik di desa maupun di kota. Kebijakan-kebijakan ekonomi, politik dll yang Pro-Rakyat secara menyeluruh baik dari pejabat/PNS, pengusaha dan masyarakat biasa. Sinergi antara lembaga atau instansi hukum yang mempunyai visi dan misi atau tujuan bersama yaitu melawan korupsi dengan mengesampingkan ego dan kepentingan pribadi bahkan kelompok demi kemaslahatan rakyat Indonesia. Melawan dan menindak para pelaku korupsi dengan hukum yang adil, pengawasan yang kuat dan evaluasi serta kontrol yang baik.
Kesimpulan dari pemaparan di diatas bahwa korupsi merupakan musuh bersama dan sudah seharusnya kita lawan secara bersama pula. Butuh kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa memandang jabatan, agama, adat dll. Selanjutnya penguatan agama dan pendidikan sangat penting sebagai landasan untuk bertindak, lalu demokrasi ke arah yang Pro-Rakyat, didukung dengan kekuatan dan semangat nasionalisme generasi muda, dilengkapi dengan tatanan sosial yang baik di masyarakat sebagai pengontrol serta diperkuat oleh pemerintah dengan hukum dan integritas antar lembaga/instansi terkait. Maka, secara nyata kita bisa bersama-sama mencegah dan melawan korupsi sebagai bentuk nasionalisme dan peduli terhadap Bangsa Indonesia. Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar